WISATA BUDAYA KOTA KEDIRI
Museum
Airlangga Kota Kediri
![]() |
Museum Airlangga |
Museum
di Kota Kediri yang memiliki warisan kebudayaan dari Kerajaan Kadiri serta memberikan makna identitas
kepribadian secara khas. Secara fisik Museum sebagai wadah penyelamat,
pengaman, pemelihara serta pelestarian warisan kebudayaan, peninggalan sejarah
dan nilai tradisional. Disisi lain secara operasional Museum sebagai lembaga
fungsional seperti :
1. Penyelamat dokumentasi kebudayaan dan
peninggalan serta nilai tradisional.
2. Pusat penelitian, sebagai media
komunikasi kebudayaan dari masa ke masa.
Museum
kota diawali dengan berdirinya Museum Tirtoyoso. Melalui pendekatan informal
maupun formal sejak 27 Pebruari 1979, maka dapat ditelusuri riwayat keberadaan
benda-benda peninggalan purbakala dilokasi Taman Hiburan Tirtoyoso. Keterangan
dari Walikotamadya dan para Pensiunan Walikotamadya beserta beberapa pelaku dan
pelaksana sangat berharga untuk membantu menyusun riwayat Museum Tirtoyoso.
Bermula dengan dibongkarnya paseban di Alun-alun Kotamadya
Kediri waktu itu, maka tempat penampungan benda-benda arkeologis beserta isinya
pada tahun 1951 ditempatkan dari Alun-alun ke Kuwak, lokasi pemandian sumber
alam di tengah kota. Dibangunlah gedung tersebut sebagai gedung penyelamat dan
pengaman benda-benda arkeologis. Sebagian besar benda-benda peninggalan
purbakala tersebut dimasukkan di dalam gedung. Yang lain ditempatkan
berpencar-pencar sebagai hiasan Taman Hiburan Tirtoyoso. Maka berbagai cara
ditempuh untuk mengundang pihak-pihak lain agar dapat membantu berdirinya
Museum Daerah.
Terbitlah Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat
II Kediri tanggal 30 Agustus 1982 Nomer : 188.45/119A/441-12/1982 tentang
pengukuhan Museum Daerah dengan nama Museum Tirtoyoso (sesuai dengan lokasi
tempat museum). Dalam Surat Keputusan tersebut dijabarkan Museum Tirtoyoso
berstatus milik pemerintah daerah dengan segala konsekuensinya. Sedang
pengelolaan teknis diserahkan kepada Kandep Dikbud Kotamadya Kediri Seksi
Kebudayaan. Sejak tahun 1984 / 1985 Museum Tirtoyoso telah mampu menyusun
program dari museum khusus menjadi museum umum. Luas area lebih kurang 2250 m2
memungkinkan pengembangan museum.
Sesuai dengan perkembangan masyarakat, memang semua pihak
harus dapat menyesuaikan diri. Didahului dengan peninjauan lapangan oleh
pihak-pihak yang terkait secara terpadu dan melalui rapat terpadu, antara Pemda
Tk II Kodya Kediri, DepDikBud Kodya Kediri, Perhutani, Polresta 1041 dan PT.
Surya Wisata diputuskan lokasi baru yang akan digunakan membangun Museum adalah
di kawasan Gunung Klotok, dekat Goa Selomangleng di Dukuh Boro Desa Pojok,
Kecamatan Mojoroto, Kodya Kediri dengan luas areal 6670 m2.
Museum baru kemudian diberi nama dengan Museum Airlangga
Kotamadya Kediri. Diresmikan pada bulan Januari 1992. Dimulailah pemindahan
Museum Tirtoyoso ke Museum Airlangga sejak tanggal 20 Nopember 1991 sampai
dengan 31 Desember 1991, dengan sekaligus penataannya, oleh sebuah Tim Pemindahan
Museum atas kerjasama antara Pemda Tk II Kodya Kediri, KaKanWil DepDikBud
Propinsi Jatim beserta UPTnya, PT. Surya Wisata dan instansi lain yang terkait.
Pemindahan lokasi Museum tentunya membuat beberapa hal harus dibenahi, antara
lain:
1. Mengawali pemasaran di tempat
baru.
2. Membenahi administrasi museum.
3. Penyempurnaan status museum.
4. Pertanggungjawaban kepada pejabat
dan instansi yang berwenang.
Dengan
adanya Museum Airlangga, warisan nenek moyang dapat dilestarikan sehingga dapat
dipelajari oleh generasi muda. Untuk itu perlu peran serta masyarakat juga
menjaga agar Museum Airlangga selalu bersih, tidak ada coretan atau perbuatan
yang dapat merusak objek peninggalan tersebut.
Komentar
Posting Komentar